Penyebab perempuan lebih berisiko terserang migrain

Migrain adalah salah satu jenis sakit kepala yang paling umum terjadi dan biasanya dialami oleh perempuan dua kali lebih sering daripada laki-laki. Tidak hanya itu, perempuan juga cenderung memiliki migrain yang lebih parah dan berlangsung lebih lama dibandingkan dengan laki-laki. Namun, apa sebenarnya yang menyebabkan perempuan lebih berisiko terserang migrain?

Salah satu penyebab utama adalah perbedaan hormon antara perempuan dan laki-laki. Hormon estrogen diketahui memiliki pengaruh besar terhadap migrain, dan perempuan cenderung mengalami fluktuasi hormon yang lebih besar daripada laki-laki. Hal ini bisa terjadi selama siklus menstruasi, kehamilan, atau menopause. Ketika kadar estrogen turun secara tiba-tiba, seperti saat pramenstruasi, perempuan lebih rentan mengalami serangan migrain.

Selain itu, faktor genetik juga dapat memengaruhi risiko seseorang terserang migrain. Jika salah satu atau kedua orang tua mengalami migrain, maka kemungkinan besar anak perempuan akan mengalami hal yang sama. Penelitian juga menunjukkan bahwa wanita dengan migrain memiliki lebih banyak reseptor serotonin di otak mereka, yang memainkan peran penting dalam mengatur rasa sakit.

Selain faktor hormonal dan genetik, faktor gaya hidup juga dapat memengaruhi risiko perempuan terserang migrain. Stres, kurang tidur, pola makan yang tidak sehat, konsumsi alkohol, dan kurangnya olahraga adalah beberapa faktor yang dapat memicu serangan migrain. Perempuan cenderung lebih rentan terhadap stres dan kelelahan karena banyaknya tuntutan dan peran yang harus dijalani dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk mengurangi risiko terserang migrain, perempuan perlu menjaga keseimbangan hormon mereka dengan pola makan sehat, olahraga teratur, dan mengelola stres dengan baik. Selain itu, konsultasikan dengan dokter jika sering mengalami migrain agar dapat diberikan pengobatan yang sesuai. Dengan perawatan yang tepat, perempuan dapat mengurangi risiko dan mengatasi serangan migrain dengan lebih baik.