Wanita lebih banyak kehilangan harapan hidup setelah serangan jantung

Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), wanita cenderung memiliki harapan hidup yang lebih rendah setelah mengalami serangan jantung dibandingkan dengan pria. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk perbedaan dalam manifestasi gejala serangan jantung antara wanita dan pria.

Gejala serangan jantung pada wanita seringkali lebih tidak khas dan lebih sulit untuk didiagnosis dibandingkan dengan pria. Wanita juga cenderung memiliki faktor risiko yang berbeda untuk serangan jantung, seperti kadar kolesterol yang tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes, dan obesitas. Selain itu, wanita seringkali memiliki kondisi kesehatan lain yang dapat mempengaruhi prognosis setelah serangan jantung, seperti penyakit jantung koroner mikrovaskular atau sindrom takotsubo.

Ketika wanita mengalami serangan jantung, mereka juga cenderung kurang mendapatkan perawatan yang sesuai dibandingkan dengan pria. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya kesadaran akan gejala serangan jantung pada wanita, serta stereotip gender yang menyebabkan wanita kurang dianggap serius dalam kondisi medis.

Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi wanita untuk lebih memahami gejala serangan jantung dan mencari pertolongan medis dengan segera jika mengalami gejala tersebut. Selain itu, perlu adanya peningkatan kesadaran dan edukasi tentang risiko serangan jantung pada wanita, serta peningkatan aksesibilitas terhadap perawatan kesehatan yang sesuai.

Dengan upaya yang tepat, diharapkan wanita dapat memiliki harapan hidup yang lebih panjang setelah mengalami serangan jantung. Penting bagi kita semua untuk membantu mengubah paradigma dan meningkatkan kesadaran akan masalah ini, sehingga wanita dapat mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan dan layak untuk memiliki harapan hidup yang sama dengan pria setelah mengalami serangan jantung.